ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL

  • PELUANG DAN TANTANGAN DALAM ANALISIS LINTAS BATAS

Pelaporan keuangan antarnegara menghendaki penggunanya untuk memahami praktek akuntansi yang diterapkan oleh suatu perusahaan, bahasa negara di mana perusahaan tersebut berkedudukan, dan mata uang yang digunakan perusahaan untuk menyiapkan laporan keuangannya. Sejumlah negara memiliki perbedaan yang sangat besar dalam praktik akuntansi, kualitas pengungkapan, sistem hukum dan undang- undang, sifat dan ruang lingkup risiko usaha, dan cara untuk menjalankan usaha.

Globalisasi pasar modal, kemajuan dalam teknologi informasi dan kompetisi antar pemerintah nasional, bursa efek dan perusahaan-perusahaan untuk menarik investor, dan kegiatan perdagangan yang meningkat masih terus berlanjut. Daripada menyeimbangkan pemilihan saham diantara negara- negara dengan mata uang kuat dan lemah, manajer portofolio semakin memusatkan perhatian untuk memilih perusahaan yang terbaik di suatu industri tanpa melihat negara asal.

  • KERANGKA KERJA ANALISIS BISNIS

Kerangka dasar kerja analisis bisnis terdiri dari empat tahap analisis, yaitu:

  1. Analisis strategi usaha

Analisis ini memberikan pemahaman kualitatif atas perusahaan dan para pesaingnya terkait dengan lingkungan ekonominya. Analisis strategi usaha meliputi pemeriksaan laporan tahunan dan penerbitan perusahaan lainnya, dan berbicara dengan staff perusahaan, analis dan profesional keuangan lainnya. Sumber informasi tambahan seperti World Wide Web, kelompok dagang, pesaing, konsumen, reporter, pelobi, regulator, dan pers bisnis menjadi semakin umum.

Ketersediaan Informasi

Analisis strategi usaha sulit dilakukan khususnya di beberapa negara karena kurang andalnya informasi mengenai perkembangan makroekonomi. Akhir- akhir ini banyak perusahaan besar yang melakukan pencatatan dan memperoleh modal di pasar luar negeri telah memperluas pengungkapan meseka secara sukarela beralih ke prinsip akuntansi yang diakui secara global seperti Standar Pelaporan Keuangan Internasional.

Rekomendasi Untuk Melakukan Analisis

Keterbatasan data membuat upaya untuk melakukan analisis strategi usaha dengan menggunakan metode riset tradisional menjadi sulit dilakukan. World Wide Web juga menawarkan akses yang cepat terhadap informasi yang hingga akhir-akhir ini masih belum tersedia atau sulit diperoleh.

  1. Analisis Akuntansi

Tujuan analisis akuntansi adalah untuk menganalisis sejauh mana hasil yang dilaporkan perusahaan mencerminkan realitas ekonomi. Para analis perlu mengevaluasi kebijakan dan estimasi akuntansi, serta menganalisis sifat dan ruang lingkup fleksibilitas akuntansi suatu perusahaan yang harus ditentukan oleh direksi manajemen. Fleksibilitas dalam pelaporan keuangan merupakan hal penting karena memungkinkan manajer untuk menggunakan pengukuran akuntansi yang paling mencerminkan situasi dan keadaan suatu perusahaan.

Adapun beberapa tantangan dalam melakukan analisis akuntansi internasional yaitu:

  1. Perbedaan antarnegara dalam kualitas pengukuran, kualitas pengungkapan, dan kualitas audit..
  2. Kesulitan dalam memperoleh informasi yang diperlukan untuk analisis akuntansi
  3. Perbedaan antar negara dalam kualitas pengukuran akuntansi, pengungkapan, dan audit sangat dramatis.

Saran untuk Para Analis

Seharusnya para analis sesering mungkin bertemu dengan manajemen untuk mengevaluasi insentif pelaporan keuangan dan kebijakan akuntansi mereka. Banyak perusahaan di negara berkembang sangat tertutup dan para manajer mungkin tidak memiliki insentif  yang kuat untuk melakukan pengungkapan yang lengkap dan kredibel.

Pada akhirnya, teknologi komunikasi seperti World Wide Web memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap seluruh tahap riset keuangan.

  1. Analisis Keuangan Internasional

Tujuan analisis keuangan adalah untuk mengevaluasi kinerja perusahaan pada masa kini dan masa lalu, dan untuk menilai apakah kinerjanya dapat dipertahankan. Analisis keuangan yang diguunakan antara lain analisis rasio dan analisis arus kas

Mekanisme untuk Mengatasinya

Beberapa analis menyajikan ulang ukuran akuntansi asing menurut sekelompok prinsip yang diakui secara internasional, atau sesuai dengan dasar lain yang umum.

  1. Analisis Prospektif Internasional

Analisis prospektif mencakup tahap peramalan dan penilaian. Pada tahap peramalan para analis membuat ramalan mengenai prospek perusahaan secara eksplisit berdasarkan strategi usaha, catatan akuntansi, dan analisis keuangan. Ketika pada tahap penilaian, analis merubah ramalan kuantitatif menjadi suatu estimasi nilai perusahaan. Penilaian digunakan secara implisit maupun eksplisit dalam banyak kegiatan usaha.

  • MASALAH-MASALAH LAIN

Dibawah ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tahap analisis usaha antara lain:

  1. Akses informasi

Sumber informasi dalam jumlah tak terhitung banyaknya muncul melalui World Wide Web. Perusahaan di seluruh dunia saat ini memiliki situs web masing-masing dan laporan tahunannya tersedia secara cuma- cuma dari berbagai sumber internet dan lainnya.

  1. Ketepatan waktu informasi

Ketepatan waktu laporan keuangan, laporan tahunan, laporan kepada pihak regulator, dan siaran pers yang menyangkut laporan akuntansi berbeda- beda di tiap negara. Jangka waktu pelaporan keuangan dapat di estimasi dengan membandingkan akhir tahun fiskal sebuah perusahaan dengan tanggal laporan audit.

  1. Hambatan Bahasa dan Terminologi

Perbedaan bahasa antarnegara dapat menimbulkan hambatan informasi bagi para pengguna laporan kuangan. Kebanyakan perusahaan yang berdomisili di negara- negara yang tidak menggunakan bahasa inggris menerbitkan laporan tahunannya dalam bahasa negara asal. Masalah yang berkaitan dengan ketersediaan dan kredibilitas informasi secara perlahan semakin berkurang karena semakin banyak perusahaan, otoritas berwenang dan bursa efek yang mengakui pentingnya untuk memperbaiki akses investor terhadap informasi yang tepat waktu dan kredibel. 

  1. Pertimbangan Mata Uang Asing

Sebagian besar perusahaan diseluruh dunia menetapkan dominasi akun keuangan dalam mata uang domisili nasional. Sehingga masalah yang dihadapi para analis yaitu: 1. Berkaitan dengan kemudahan pembaca, 2. Menyangkut isi informasi. Cara untuk mengatasinya adalah dengan mentranslasikan saldo mata uang asing kedalam mata uang domestik. Laporan yang telah ditranslasikan memberikan kemudahan bagi para pembaca dalam melihat akun-akun mata uang asing dalam suatu mata uang yang telah dikenal umum, maka dapat timbul gambaran sebenarnya mengalami distorsi.

  1. Perbedaan dalam Format Laporan

Format neraca dan laporan laba rugi berbeda- beda disetiap negara. Buku acuan Transactional Accounting dapat digunakan secara lengkap perlakuan perbedaan klasifikasi lainnya yang ada di tiap- tiap negara. Meski menyulitkan, perbedaan format laporan keuangan tidak terlalu penting karena struktur dasar laporan keuangan cukup mirip diseluruh dunia.

  • ANALISIS DAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN
  1. Fungsi Pembuktian

Sebagai ahli kompeten dari luar mereka meninjau informasi keuangan yang diberikan oleh direksi suatu perusahaan dan kemudian membuktikan relibilitas, kewajaran, dan aspek-aspek kualitas lainnya. Proses ini menentukan dan mempertahankan integritas informasi keuangan tersebut. Selain keputusan dan pengaruh minat masyarakat, audit independen membawa efisiensi ke dalam proses laporan keuangan.

  1. Laporan Audit

Pembuktian auditor biasanya disampaikan kepada para pembaca laporan keuangan melalui laporan audit. Laporan ini mengikuti atau dalam beberapa kasus mendahului laporan keuangan utama suatu perusahaan yang ada dalam laporan tahunannya.

– Inggris

Laporan auditor mengungkapkan tanggung jawab direktur perusahaan dan cakupan audit, dasar pendapat dan pernyataan pendapat.

-Amerika Serikat

Laporan standar menunjukkan perusahaan dan laporan keuangan utama yang diaudit (jangkauan) dan menyatakan tanggung jawab direksi dan auditor

-Swedia

Swedia Companies Act mengharuskan laporan auditor mengenai: Persiapan laporan tahunan sesuai dengan undang-undang, penggunaan neraca dan laporan penghasilan, proposal yang diajukan mencakup laporan administrasi untuk penyusunan laba atau defisit yang tidak dialokasikan, penghentian kewajiban dari anggota dewan direktur dan direktur utama.

-Jerman

German Commercial Code menetapkan bahwa laporan auditor berisi penjelasan mengenai proses dan hasil audit, termasuk laporan direksi, perkiraan perkembangan mendatang, laporan kesesuaian dengan regulasi dan sebuah laporan yang menjelaskan sistem manajemen risiko perusahaan.

  1. Audit dan Kredibilitas

Kredibilitas laporan keuangan memiliki beberapa landasan. Landasan-landasan tersebut yaitu: tidak terbatas pada sumber standar audit pelaksanaannya dan profesionalisme individu atau kelompok yang melakukan audit.

  1. Mekanisme Penganggulangan

Dengan tidak adanya harmonisasi standar-standar audit, para analis keuangan harus bisa memahami sarat-syarat audit yang ada di Negara dengan entitas bisnis di mana laporan keuangannya sedang benar-benar diteliti.

  1. Audit Internal

Efektivitas sistem control internal suatu perusahaan sama pentingnya karena sistem tersebut memberikan lebih banyak sistem “periksa dan perhitungan” yang tepat waktu daripada yang diberikan oleh auditor dari luar perusahaan. Aktivitas jasa yang membentuk dan mengawasi sistem kontrol internal suatu perusahaan adalah fungsi audit internal.

 

Sumber:

Choi, Frederick. D. S. dan Gary K. Meek.2010.International Accounting Edisi 5 Buku 2.Jakarta:Salemba Empat

 

Akuntansi Komparatif Jepang dan Cina

AKUNTANSI KOMPARATIF JEPANG DAN CINA
Mari kita bedah akuntansi di negara Jepang dan Cina. Semuanya pasti tahu Jepang adalah negara yang memiliki tingkat perkembangan ekonomi yang tinggi. Dibandingkan yang lain Jepang merupakan negara dengan tingkat perekonomian tertinggi nomor dua setelah Amerika Serikat dan menjadi rumah untuk bisnis-bisnis terbesar dunia. Dan tahukah? Jepang ternyata merupakan salah satu pendiri Komite Standar Akuntansi Internasional (Internasional Accounting Standars Committee), dan telah menjadi Dewan Standar Akuntansi Internasional (ISAB) dan memiliki peraturan utama dalam menjalankan agenda ISAB. Jepang juga mempunyai komitmen loh untuk memusatkan prinsip akuntansi umum berlaku nasional (GAAP) dengan standar Laporan Keuangan Internasional (IFRS). Jadi sekarang kita dapat simpulkan bahwa Jepang itu sangat berpengaruh terhadap akuntansi di negara-negara. Selanjutnya yuk kita tengok negara Cina. Negara Cina memiliki perekonomian yang baru muncul dan sudah dipastikan Cina merupakan negara dengan populasi terbesar didunia. Bukan sekedar itu saja, tetapi perusahaan seluruh dunia saling bersaing untuk berbisnis disana. Luar biasa bukan negara Cina itu. Berbicara mengenai Cina, Cina cenderung kearah ekonomi pasar sosialitas yang merupakan rencana ekonomi dengan adaptasi pasar. Perkembangan akuntansi memiliki peran yang sangat penting terhadap perubahan ekonomi Cina secara struktural.
Nah setelah mengetahui latar belakang perekonomian masing – masing negara, langsung saja yuk kita intip sedikit satu persatu akuntansi dinegara Jepang dan Cina tersebut.
A. Jepang
Di Jepang Akuntansi dan Pelaporan Keuangan mencerminkan gabungan berbagai pengaruh domestik dan internasional. Untuk memahami akuntansi di Jepang, seseorang harus memahami budaya, praktik usaha dan sejarah Jepang. Pemerintah nasional Jepang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap akuntansi Jepang. Regulasi akuntansi berdasarkan tiga badan hukum: undang-undang perusahaan (company law), undang-undang pertukaran dan sekuritas (securities and exchange law), dan undang-undang pajak penghasilan perusahaan (corporate income tax law). Penetapan standar akuntansi di Jepang terjadi pada tahun 2001 dengan pembentukan Badan Standar Akuntansi Jepang dan lembaga pengawas yang terkait dikenal dengan Lembaga Standar Akuntansi Keuangan. Sebagai organisasi sektor swasta yang independen ASJB diharapkan menjadi lebih kuat dan lebih transparan dan tidak terpengaruh oleh tekanan politik dan bertujuan khusus. ASJB juga bekerja sama dengan IASB dalam mengembangkan IFRS. Perusahaan yang bergabung dibawah undang-undang dibutuhkan untuk mempersiapkan laporan yang berwenang agar disetujui saat rapat oleh para pemegang saham, isinya antara lain: (1.) Neraca, (2.) Laporan laba rugi, (3.) Laporan atas perubahan ekuitas pemegang saham, (4.) Laporan bisnis, (5.) Jadwal terkait. Catatan yang melengkapi neraca dan laporan laba rugi menggambarkan kebijakan akuntansi dan menyediakan tambahan lain. Laporan bisnis dan pengendalian internal Jepang, informasi mengenai operasional, posisi keuangan dan hasil operasional. Beberapa jadwal pendukung juga dibutuhkan akan tetapi terpisah dengan catatan.
A. Cina
Karakteristik dasar akuntansi Cina dimulai sejak pembentukan RRC pada tahun 1949. Undang-undang akuntansi terakhir kali diubah pada tahun 2000. Hal ini menguraikan prinsip umum akuntansi dan menjelaskan peran pemerintah dan berbagai hal yang dibutuhkan dalam prosedur akuntansi. Periode pembukuan diminta sesuai dengan kalender tahunan. Laporan keuangan akuntansi Cina terdiri atas: (1.) Neraca, (2.) Laporan laba rugi, (3.) Laporan arus kas, (4.) Laporan perubahan ekuitas, (5.) Catatan. Laporan tambahan dibutuhkan untuk pengungkapan penurunan nilai aset, perubahan struktur modal, apropriasi labadan bisnis dan segmen geografis. Catatan mencakup sebuah laporan kebijakan akuntansi.
B. Rangkuman praktik akuntansi
Jepang ,Cina
1. Penggabungan usaha : pembelian atau pooling, Keduanya Pembelian
2. Goodwill : Kapitalisasi dan amortisasi dan uji penurunan nilai , Kapitalisasi dan uji penurunan nilai
3. Assosiasi : Metode Ekuitas ,Metode Ekuitas
4. Penilaian Asset : Harga Perolehan , Harga Perolehan
5. Biaya Depresiasi :Berbasis pajak , Berbasis ekonomi
6. Penilaian Persediaan: Boleh,  Dilarang
7. Kemungkinan Rugi: Diakui (Accrued) , Diakui (Accrued)
8. Sewa Pembiayaan: Dikapitalisasi, Dikapitalisasi
9. Pajak Tangguhan: Diakui (Accrued),  Diakui (Accrued)
10.Cadangan untuk memuluskan pendapatan: Tidak , Tidak

Dilihat dari praktik akuntansinya terdapat beberapa perbedaan, untuk Jepang bisnis gabungan dihitung karena pembelian dan pooling, sedangkan Cina hanya berdasarkan pembelian. Berdasarkan goodwillnya Jepang dihitung berdasarkan harga pasar bersih yang didapatkan dan amortisasi 20 tahun serta diuji tes penurunan nilai, dan untuk Cina goodwill merupakan perbedaan biaya dan harga pasar aset dan kewajiban yang diakuisisi dan diuji untuk tes penurunan uji. Berdasarkan Biaya depresiasi, Di Jepang aset tetap dinilai pada biaya dan didepresiasikan berkenaan dengan hukum pajak, sedangkan Cina memdepresiasikan aset berwujud berdasarkan masa manfaat yang diharapkan, biasanya berbasis langsung. Perbedaan selanjutnya pada negara Jepang persediaan dihitung dengan kecocokan biaya dan menerima metode FIFO, LIFO serta metode biaya rata-rata. Sedangkan di Cina metode FIFO dan rata-rata adalah metode pembiayaan dan persediaan ditulis dalam penurunan harga.

Sumber:

Choi, Frederick D.S dan Meek, Gary K. 2012. International Accounting, Buku 1 Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat

 

AUDIT KASUS PETRAL

  1. Auditor : KAP Kordamentha

 

  1. Jenis Audit : Audit Forensik

Audit forensik merupakan tindakan menganalisa dan membandingkan antara kondisi di lapangan dengan criteria, untuk menghasilkan informasi atau bukti kuantitatif yang bisa digunakan di muka pengadilan.

  1. Prosedur Audit :

A.Identifikasi Masalah

Auditor melakukan pemahaman awal terhadap kasus yang berguna untuk mempertajam analisa dan spesifikasi ruang lingkup sehingga audit bisa dilakukan secara tepat sasaran.

B.Pembicaraan dengan Klien

Auditor melakukan pembahasan bersama klien untuk membangun kesepahaman antara auditor dan klien terhadap penugasan audit.

C.Pemeriksaan Pendahuluan

Auditor melakukan pengumpulan data awal dan menganalisanya. Dalam proses ini auditor akan menentukan apakah investigasi lebih lanjut diperlukan atau tidak.

D.Pemeriksaan Lanjutan

Auditor melakukan pengumpulan bukti serta melakukan analisanya. Auditor akan menjalankan teknik-teknik auditnya guna mengidentifikasi secara meyakinkan adanya fraud dan pelaku fraud tersebut.

E.Penyusunan laporan

Auditor melakukan penyusunan laporan hasil audit forensik. Dalam laporan ini setidaknya ada 3 poin yang harus diungkapkan antara lain :

  • Kondisi, yaitu kondisi yang benar-benar terjadi dilapangan
  • Kriteria, yaitu standar yang menjadi patokan dalam pelaksanaan kegiatan. Oleh karena itu, jika kondisi tidak sesuai dengan kriteria maka hal tersebut disebut sebagai temuan
  • Simpulan, yaitu berisikan kesimpulan atas audit yang telah dilakukan. Biasanya mencakup sebab fraud, kondisi fraud, serta penjelasan detail mengenai fraud.

 

  1. Kesimpulan :

Pada kasus petral dapat diambil kesimpulan, berdasarkan peninjauan (review) dokumentasi, data elektronik, wawancara, dan lain-lain Kordamentha tidak menemukan bukti atau informasi adanya korupsi maupun suap yang diterima oleh para karyawan petral. Sebaliknya hasil audit petral selama periode Januari 2012 hingga Mei 2015 itu hanya menemukan adanya penyimpangan dalam proses operasional perusahaan. Audit forensik yang dilakukan hanya menilai pada proses pengadaan bahan bakar minyak (BBM) dan minyak mentah yang berpotensi menimbulkan kecurangan. Dalam kasus ini Dirut PT Pertamina tidak menyebutkan total kerugian dan tidak menyebutkan nama-nama oknum yang bermain dalam pengadaan BBM.
Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan Indonesia

Dalam kasus Petral ini terdapat beberapa prinsip, di antaranya :

  • Tanggungjawab Profesi

Lembaga audit independen (Kordamentha) sudah bertanggungjawab terhadap profesi kode etik akuntan karena sudah menyiapkan bukti-bukti dan mengaudit para pegawai nakal hingga menemukan kecurangan yang merugikan negara.

  • Integritas

Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggungjawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin. Dalam kasus ini, lembaga audit independen (Kordamentha) telah membuktikan pegawai yang bermasalah tidak diberikan izin untuk mendapatkan wewenang lagi dalam menjalankan tugas dibagian impor BBM. Hal ini menunjukan integritasnya dan agar segera direalisasi sehingga meningkatkan kepercayaan publik (masyarakat).

  • Obyektivitas
    Lembaga audit independen, Kordamentha merupakan auditor eksternal yang bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

Dari pernyataan di atas, lembaga audit independen, Kordamentha, sudah melakukan audit sesuai dengan kode etik No. 100 tentang independensi dan integritas pada profesi yang ia kerjakan. Kordamentha menemukan ada pegawai Pertamina yang tidak kooperatif dalam mendukung proses audit forensik kegiatan bisnis Petral selama periode 1 Januari 2015-31 Mei 2015.

 

  1. Temuan Audit :

Berdasarkan pelanggaran No. 100 tentang Independensi, Integritas dan Objektivitas dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang dilakukan kasus Petral setelah diaudit oleh Kordamentha adalah sebagai berikut:

  • Adanya jaringan mafia minyak dan gas (migas) yang telah menguasai kontrak suplai minyak senilai US$ 18 miliar atau sekitar Rp 250 triliun selama 3 tahun.
  • Adanya pihak ketiga di luar bagian manajemen Petral dan Pertamina yang ikut campur dalam proses pengadaan dan jual beli minyak mentah maupun produk bahan bakar minyak (BBM), mulai dari mengatur tender dengan harga perhitungan sendiri.
  • Adanya penguasaan kontrak dalam proses pengadaan oleh jaringan tertentu yang dapat menyebabkan Inefisiensinya rantai suplai sehingga dapat meningkatkan resiko mahalnya harga crude dan produk serta dapat menyebabkan harga beli minyak yang kurang kompetitif.
  • Dalam proses pengadaan terdapat kebocoran informasi rahasia yang dalam bentuk surat elektronik (email) maupun obrolan via sosial media. Informasi tersebut berkaitan dengan patokan harga dan volume bahan bakar minyak (BBM)
  • Adanya kelemahan terhadap pengendalian HPS (Harga Perkiraan Sementara).

 

Dibuat oleh : Eni Widiyanti, SS-UG, 4EB17

Sumber:

http://kontrasnews.com/index.php/2015/11/16/kasus-petral-siapa-yang-membocorkan-hasil-audit-petral/

http://katadata.co.id/telaah/2015/11/18/audit-petral-tak-temukan-bukti-korupsi-dan-keterlibatan-mafia-migas

http://www.tempo.co/read/fokus/2015/11/11/3280/audit-forensik-petral-mafia-migas-keruk-rp-250-triliun

 

http://news.liputan6.com/read/2375995/kpk-memulai-penyelidikan-kasus-petral

http://nasional.sindonews.com/read/1062348/13/kpk-kaji-hasil-audit-kasus-petral-1447762243

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/11/16/091000126/Proses.Hukum.Petral.Audit.Kordamentha.Bisa.Lengkapi.Hasil.BPK

 

 

 

 

Pelanggaran Etika Profesi Akuntansi

Tugas Etika Profesi Akuntansi

Nama Kelompok:

  1. Eni Widiyanti (22212506)
  2. Nindya Pratiwi (25212338)
  3. Saripah Paujiah (26212859)
  4. Suci Rakhmawati (27212165)

Kasus Enron

Enron Corporation adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston, Texas, Amerika Serikat. Sebelum bangkrutnya pada akhir 2001, Enron mempekerjakan sekitar 21.000 orang pegawai dan merupakan salah satu perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas  dan kertas, dan komunikasi. Enron mengaku penghasilannya pada tahun 2000 berjumlah $101 miliar. Fortune menamakan Enron “Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif” selama enam tahun berturut-turut. Enron menjadi sorotan masyarakat luas pada akhir 2001, ketika terungkapkan bahwa kondisi keuangan yang dilaporkannya didukung terutama oleh penipuan akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif. Operasinya di Eropa melaporkan kebangkrutannya pada 30 November 2001, dan dua hari kemudian, pada 2 Desember, di AS Enron mengajukan permohonan perlindungan Chapter 11. Saat itu, kasus itu merupakan kebangkrutan terbesar dalam sejarah AS dan menyebabkan 4.000 pegawai kehilangan pekerjaan mereka.

Tuntutan hukum terhadap para direktur Enron, setelah skandal tersebut, sangat menonjol karena para direkturnya menyelesaikan tuntutan tersebut dengan membayar sejumlah uang yang sangat besar secara pribadi. Selain itu, skandal tersebut menyebabkan dibubarkannya perusahaan akuntansi Arthur Andersen, yang akibatnya dirasakan di kalangan dunia bisnis yang lebih luas, seperti yang digambarkan secara lebih terinci di bawah.

Enron masih ada sekarang dan mengoperasikan segelintir aset penting dan membuat persiapan-persiapan untuk penjualan atau spin-off sisa-sisa bisnisnya. Enron muncul dari kebangkrutan pada November 2004 setelah salah satu kasus kebangkrutan terbesar dan paling rumit dalam sejarah AS. Sejak itu, Enron menjadi lambang populer dari penipuan dan korupsi korporasi yang dilakukan secara sengaja.

KAP ARTHUR ANDERSON

Salah satu firma akuntansi terbesar di AS yang berdiri sejak 1913 Kantor Akuntan Publik yang termasuk dalam “the big four” (PricewaterhouseCoopers, Deloitte, Ernst & Young, KPMG) lalu pecah menjadi “the big five” Sejak pemisahan bisnis jasa atestasi (fungsi akuntansi dan konsultasi) Arthur Andersen, (1999)
KERJA SAMA KAP ARTHUR ANDERSON dan ENRON

Arthur andersen Perusahaan akuntan yang mengaudit laporan keuangan Enron, juga sebagai konsultan manajemen Enron. KAP tersebut memiliki kebijakan pemusnahan dokumen yang tidak menjadi bagian dari kertas kerja audit formal.

Kasus Enron dan Kap Arthur Anderson

Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan Enron (penghambatan terhadap proses peradilan). KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor enron pada pertengahan juni 2002. sementara KAP Andersen menyatakan bahwa penugasan Audit oleh Enron telah berakhir pada saat Enron mengajukan proses kebangkrutan pada 2 Desember 2001.

 Pemerintahan Amerika (The US General Services Administration) melarang Enron dan KAP Andersen untuk melakukan kontrak pekerjaan dengan lembaga pemerintahan di Amerika. Tanggal 28 Pebruari 2002 KAP Andersen menawarkan ganti rugi 750 Juta US dollar untuk menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang diajukan kepada KAP Andersen.

Tanggal 22 Maret 2002 mantan ketua Federal Reserve, Paul Volkcer, yang direkrut untuk melakukan revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan kembali citra KAP Andersen mengusulkan agar manajeman KAP Andersen yang ada diberhentikan dan membentuk suatu komite yang diketuai oleh Paul sendiri untuk menyusun manajemen baru.
Lembaga – Lembaga Eksternal juga Ikut Bertanggung Jawab Terjadinya Kasus Enron Auditor.

Arthur Andersen (satu dari lima perusahaan akuntansi terbesar) adalah kantor akuntan Enron. Tugas dari Andersen adalah melakukan pemeriksaan dan memberikan kesaksian apakah laporan keuangan Enron memenuhi GAAP (generally accepted accounting practices). Andersen mengalami konflik kepentingan akibat pembayaran yang begitu besar dari Enron, $5 juta untuk biaya audit dan $50 juta untuk biaya konsultasi.


Konsultan hukum.

Konsultan hukum Enron, khususnya Vinson & Elkins juga disewa oleh Enron. Konsultan hukum ini bertanggungjawab untuk menyediakan opini hukum atas strategi, struktur, dan legalitas umum atas semua yang dilakukan oleh Enron.
Regulator.

Enron sebagai perusahaan yang melakukan perdagangan di pasar energi diawasi oleh Federal Energy Regulatory Commission (FERC), akan tetapi FERC tidak melakukan pengawasan secara mendalam. Hal ini dikarenakan Enron melakukan aktivitasnya dalam perdagangan listrik tidak di satu negara, yaitu antar negara.

 

Pasar ekuitas.

Sebagai perusahaan publik, Enron diharuskan mengikuti peraturan dari SEC. Akan tetapi dalam pengawasannya SEC, tidak melakukan investigasi secara mendalam atau melakukan konfirmasi ulang terhadap Enron. SEC hanya mengandalkan pada testimoni yang dibuat oleh lembaga lain seperti auditor perusahaan (Arthur Andersen). Sedangkan NYSE mengharuskan Enron memenuhi peraturan perdagangan di NYSE. Berbeda dengan SEC, NYSE tidak hanya melakukan verifikasi firsthand.

Pasar hutang.

Enron menginginkan dan membutuhkan sebuah nilai rating. Sehingga Enron membayar Standard & Poors serta Moody’s untuk memberikan nilai rating. Rating ini dibutuhkan untuk sekuritas hutang perusahaan yang diterbitkan dan diperdagangkan di pasar. Yang menjadi masalah, perusahaan rating tersebut hanya melakukan analisis sebatas pada data yang diberikan kepada mereka oleh Enron, operasional dan aktivitas keuangan Enron.

Sumber:

https://id.wikipedia.org/wiki/Enron

http://tyaalora.blogspot.co.id/2014/11/kasus-enron-tugas-etika-profesi.html

Analisis:

Terjadi pada tahun 2001. Orang-orang yang terlibat dalam kasus Enron adalah Arthur Andersen, Kenneth Lay, Jeffrey Skilling, Andrew Fastow, Boards of Directors, karyawan Enron dan Sheron Wattkins, Vinson dan Elkins (Konsultan Hukum Enron).

Pelanggaran etika profesi yang terjadi di Enron:

  1. Manipulasi Laporan Keuangan (Pelanggaran Tanggung Jawab Profesi)

Praktik accaunting perusahaan Enron tidak sehat, Enron melakukan praktik window dressing, melaporkan laba yang dimiliki meningkat namun tiddak menjelaskan tentang pembebanan biaya secara terinci dan perusahaan juga tidak melaporkan hutang perusahaan yang dimiliki, ini berarti KAP Arthur Andersen telah melanngar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya. Pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan keuntungan bagi Enron, tetapi pada akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen. Dalam kasus ini, KAP yang seharusnya bertanggung jawab terhadap profesinya, yaitu harus bersikap Independen tidak dilakukan oleh KAP Arthur Andersen. Selain iti KAP Arthur Andersen menghancurkan bukti-bukti dokumen yang berkaitan dengan Investigasi atas kebangkrutan Enron yang berarti KAP Andersen tidak bertanggung jawab atas profesinya sebagai Auditor yang seharusnya mempunyain tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka.

  1. Pelanggaran Prinsip Kepentingan Publik

Dengan pelanggaran yang telah dilakukan oleh KAP Andersen ini yaitu memanipulasi Laporan Keuangan dan menerbitkan laporan palsu, maka KAP Andersen telah melanggar dan menyalahi kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada mereka selaku orang yang dianggap independensi dalam penyajian Laporan Keuangan dan telah melakukan kebohongan publik dan menyebabkan kerugian yang sangat besar yang dapat dirasakan oleh semua pihak seperti para pemegang saham (Investor) dan masyarakat luar.

  1. Pelanggaran Integritas dan Obyektifitas

KAP Arthur Andersen tidak dapat memelihara dan meningkatkna kepercayaan publik sebagai KAP yang masuk ke dalam kategori The big five dan tidak berperilaku profesional serta konsisten dengan reputasi profesi dalam mengaudit laporan keuangan yang disamarkan datanya. Dan bahkan Enron membenarkan dan menutupi perilaku manajemen yang manipulatif.

Tugas Bahasa Inggris Bisnis 2

Mekarsari

images (1)images (2)    0806142

Mekarsari is one of the natural tourism that exist in Indonesian . This tour is a garden tour is a fruit and plant preservation of fruits in Indonesia . Location Mekarsari fruit gardens are on the road Cilengsi – Jonggol KM.3 Bogor regency.

Mekarsari Fruit Garden was inaugurated as a tourist in 1995. Initially , Mekarsari designed as a garden fruit and educational vehicle . In the park you can enjoy the fruits Mekarsari assorted fruits freely as long as in the fruit garden area . Now , Mekarsari has become a modern tourist rides with a variety of vehicle options . Has an area of ​​264 hectares Mekarsari , therefore, in which there are additional assorted other tourist rides . Mekarsari Fruit Garden also serves as a conservation center various kinds of fruit and vegetables from various parts of the archipelago .

There is also a laboratory to develop a planting plants media . Tourism in the middle of the fruit garden is supported by a variety of rides that draw visitors to nature:

• Family Garden

• Water Kingdom

• Recreation lake 25 ha

• Baby Zoo

• Spotted deer

• Garden Center

• Greenhouse Melon

• Outbound Coconut Fiber

• Carrion flowers

• Kids Fun Valley

• View Tower

• Building Waterfalls ( Puri Tirta Sari )

• Pongo Show

To be able to enter the area Mekarsari Fruit Garden enough to pay a ticket for Rp 25,000 , – one person . The distance between the entrance and the location tourist fruit garden about 400 meters . Once we enter and pass through the gate , we will find a wide range of facilities transportation used , there is a bike there are also buses commonly called tourist train are available to take visitors to the park surrounding the Mekarsari fruit . Train ticket prices are Rp 10,000 , – one passenger . We can enjoy the variety of scenery and a variety of fruit crops in the train .

Assorted tropical plants and fruits that can be found and seen from the train , among others, star fruit , guava variety , bark , orange , jackfruit , melons grown in plastic houses and so forth . Mekarsari fruit garden is now collecting thousands of plants of several types of species . In addition to fruits that are grown in accordance with the original , there is also a fruit crop which is the result of his own creations of Laboratory Mekarsari . Some products that have resulted from this laboratory has managed to attract visitors , even superior products.

Other then that of the train that we can see the building so amazing waterfalls , and do not forget that our train ride will surely cross the beautiful lake of 25 hectares . The lake provides a variety of water attractions such as bike rides water , banana boating , fishing , and so forth . But if we want to enjoy the rides , we still have to pay again . If not enough money or less interested in the vehicle up , we could sit back accompanied by the breeze to enjoy the lake view while eating lunch . Or we can also walk on the edge of the lake and later we will find a yellow bridge Mekarsari end of the lake , the bridge used to be photographed by the visitors , because the view of the lake it would look very beautiful from the top of the bridge .

Besides the lake ,on mekarsari also contained other rides that Water kingdom of approximately 5.2 hectares is a vehicle that is directly connected to the lake . Water Kingdom Mekarsari is the largest water tourist rides in Asia and the first on the island of Java .

And do not forget to visitors of children in Mekarsari also presented show performances and rides that attract children that show Pongo or the forest people . This show became one of which was introduced to the public and popular includes.

This show is very funny and interesting because you can interact directly with the figure Pongo .Using advanced 3D technology , this theater became one of the reasons people currently visiting Mekarsari Fruit Garden. Pongo Show only appear one time only on weekdays and 4 times on Saturday and Sunday .

In Mekarsari so many tourist activities that can be done , ranging from fruit picking tour , tour of children’s toys , outbound through educational tours . To participate in these activities we can choose packages that have been provided as a package tour planting , cultivation , gardening tours , student package , package companies , campsites , outbound , plant tissue culture , entertainment packages and more attractive packages were presented to the visitors Mekarsari . All of the packages is deliberately created to allow visitors to do activities while in the garden of tropical fruit in the world.

download (1)    images (9)   images (3)   images (5)     images (6)    images (4)   44    images   images (7)

Analisa Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas

BAHASA INDONESIA 2

ANALISA LAPORAN KEUANGAN

 

                                                                             

Disusun oleh :

ENI  WIDIYANTI (22212506)

3EB17

 

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

PTA 2014/2015

Topik               :  Menentukan tingkat profitabilitas suatu perusahaan.

Tujuan            : Untuk mengetahui bagaimana analisis laporan keuangan mengukur tingkat profitabilitas ekonomi di PT Prudential Life Assurance

Hipotesis         : Tingkat profitabilitas perusahaan ditunjukkan dengan rasio laba usaha dengan aktiva usaha, Rate Of ROI dan rasio profitabilitas ekonomi.

Judul                : Analisa Laporan Keuangan Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas PT. Prudential Life Assurance

BAB I

PENDAHULUAN

 

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memberikan data posisi keuangan dan hasil – hasil yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak – pihak yang berkepentingan apabila ada data tersebut diperbandingkan untuk tiga periode lebih, dan analisa lebih lanjut sehingga dapat mengetahui apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran.

Sedangkan tujuan daripada perusahaan pada umumnya adalah memperoleh laba, sedangkan tujuan untuk memperoleh laba perusahaan harus mampu bersaing dengan perusahaan yanglainnya, maka hal tersebut mendorong perusahaan untuk meningkatkan kualitas baik kualitas jasa manapun kualitas produk.

Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan, maka perusahaan perlu mengadakan analisis terhadap laporan keuangan tersebut. Analisa laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil – hasil yang telah di capai oleh perusahaan yang bersangkutan (Munawir:2004).  Analisis laporan keuangan sangat diperlukan oleh perusahaan, karena dengan mengnalisis laporan keungan kondisi perusahaan dapat diketahui apakah perusahan itu mengalami kemajuan atau kemunduran.

Dalam menganalisis dan menilai posisi keuangan pada suatu perusahaan, maka perusahaan perlu memiliki alat bantu guna dapat mengukur tingkat keuangan, salah satunya yaitu dengan mengukur tingkat profitabilitas. Profitabilitas adalah menunjukan kemampuan suatu perusahan dalam memperoleh keuntungan dalam suatu periode tertentu.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas,penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada masalah tersebut dengan mengambil judul : “Analisis laporan keuangan dalam mengukur tingkat profitabilitas ekonomi PT. Prudentian Life Assurance.”

 

 

 

BAB II

ISI (ANALISIS)

A.Jenis – jenis Analisis Laporan Keuangan

Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan – kemajuan perusahaan, faktor untuk menilai posisi keuangan dengan mengadakan analisa ratio yang dapat menginterprestasikan kondisi keuangan dari hasil operasi suatu perusahaan.

Tujuan menganalisa pada umumnya adalah tingkat profitabilitas, solvabilitas, dan likuiditas dari perusahaan yang bersangkutan, oleh karena itu angka – angka rasio pada dasarnya juga dapat digolongkan.

Menurut S. Munawir (2000:115) menyatakan angka – angka rasio dapat digolongkan sebagai berikut :

  1. Likuiditas, adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaanuntuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi,atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.
  2. Solvabilitas, adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
  3. Profitabilitas, adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba selama periode tertentu.
  4. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kriteria penilaian yang secara luas digunakan dan dianggap paling valid untuk dipakai sebagai alat pengukur tentang hasil pelaksanaan operasi perusahaan, karena mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :

  1. Profitabilitas merupakan alat pembanding pada berbagai altrernatif investasi atau penanaman modal yang ( yang sudah barang tentu ) sesuai dengan tingkat resiko masing – masing secara umum dapat dikatakan semakin besar resiko suatu  penanam investasi atau modal dituntut profitabilitas yang semakin tinggi pula, demikian sebaliknya.
  2. Profitabilitas mampu menggambarkan tingkat laba yang dihasilkan menurut jumlah yang ditanamkan atau investasinya, karena profitabilitas dinyatakan dalam angka relatif ( persentase ).

Menurut Bambang Riyanto (2003:35) menyatakan bahwa :

Profitabilitas menunjukan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal serta kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama suatu periode tertentu.

Sedangkan Menurut S Munawir (2000:165) menyatakan profitabilitas adalah sebagai berikut :

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperolehlaba dengan seluruh modal yang dipergunakan dalam suatu periode tertentu, dan untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah menggunakan modalnya secara produktif dan efesien atau belum,hal ini dilihat dengan menggunakan analisis profitabilitas.

Manfaat yang dapat diambil dari profitabilitas adalah dapat dipakai sebagai alat bantu perusahaan dalam membuat proyeksi laba perusahaan. Adapun tujuan perhitungan profitabilitas bagi perusahaan yaitu untuk mengetahui tingkat laba yang diperoleh dari modal yang dipakai atau dinamakan sebagai gambaran efesiensi perusahaan secara keseluruhan.

Jenis Profitabilitas

Bambang Riyanto (2003:35) menyatakan bahwa propitabilitas dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu profitabilitas ekonomi dan profitabilitas modal sendiri.

  1. Profitabilitas ekonomi ( PE )

Profitabilitas ekonomi,adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase. Laba yang diperhitungkan untuk menghitung profitabilitas ekonomi hanyalah laba dari hasil operasi perusahaan yaitu yang disebut laba usaha.

  1. Profitabilitas modal sendiri ( PMS )

Profitabilitas modal sendiri atau sering disebut juga profitabilitas usaha, adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disuatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut dilain pihak. Laba yang diperhitungkan untuk menghitung modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak perseroan atau income tax.

Pengukuran dan penafsiran profitabilitas

Menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 64), rasio yaitu angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos yang lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan. Rasio pengukuran profitabilitas dapat dihitung dengan beberapa cara antara alin :

  1. Rasio laba usaha dengan aktiva usaha

Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan dengan kekayaan atau asset yang digunakan untuk menghasilkan keuntungantersebut ( operating assets ) yang dimaksud dengan operating assets yaitu semua aktiva yang digunakan dalam kegiatan usaha atau memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan.

  1. Rasio rate of return on investment ( ROI )

Rasio ini dapat diukur drngan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan jumlah aktiva yang digunakan. Ratioini menunjukan kemampuan dari modal dan diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan investor.

  1. Profitabilitas Ekonomis

Profitabilitas ekonomis yaitu perbandingan antara laba dengan modal sendiri untuk menyediakan keuntungan bagi pemilik perusahaan semakin meningkat ratio ini akan semakin baik, karena laba yang diperoleh perusahaan akan semakin tinggi.

Laporan keuangan sebagai dasar pengukuran

Untuk memperoleh gambaran mengenai perkembangan keuangan suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut perlu mengadakan interprestasi atau analisis terhadap data keuangan dari perusahaan yang bersangkutan dan data tersebut akan tercermin dari laporan keuangan, sehingga dapat diketahui keadaan dan perkembangan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.

Dengan menggunakan alat ukur profitabilitasdapat diketahui perkembangan perusahaan, apakah perusahaan tersebut mengalami kenaikan atau penurunan dalam tingkat profitabilitas.

Dengan laporan keuangan perusahaan dapat menentukan atau menilai posisi keuangan suatu perusahaan, dimana dengan hasil analisis tersebut pihak – pihak yang berkepentingan dapat mengambil keputusan. Dengan demikian jelaslah bahwa laporan keuangan merupakan dasar perhitungan profitabilitas, hal ini dilakukan dengan melihat kemajuan atau kemunduran dari suatu perusahaan.

Analisis Tingkat Profitabilitas Ekonomi Pada Laporan Keuangan Konvensional PT Prudential Life Assurance

               Berdasarkan data – data yang berasal dari neraca dan daftar rugi laba PT PLAper 31 desember 2012 dan31 Desember 2013. Untuk tahun yang bersangkutan perhitungan rasio – rasio profitabilitas yang penulis lakukan yaitu rasio laba usaha dengan aktiva usaha, Rate Of ROI dan rasio profitabilitas ekonomi.

  1. Rasio laba usaha dengan aktiva usaha

Rasio ini dilakukan dengan cara membandingkan laba usaha dengan aktiva usaha. Laba usaha yaitu keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok, sedangkan aktiva usaha(operating assets ) adalah semua aktiva yang digunakan untuk melakukan aktiva usaha.

Analisis rasio laba usaha dengan aktiva usaha yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :

  1. Rasio laba usaha dengan aktiva usahatahun2012

= laba usaha     x100 %

Jumlah aktiva usaha

= 2.446.878   x 100 %

37.871.156

=6,46%

  1. Rasio laba usaha dengan aktiva usahatahun 2013

      = laba usaha     x 100%

Jumlah aktiva usaha

= 2.127.439    x 100%

41.615.455

=  5,11 %

  1. Rasio Rate Of Return On invesment ( rate Of ROI )

Rate Of Return On invesnent ini menunjukan kemampuan perusahaan menggunakan aktiva usaha secara keseluruhan untuk menghasilkan laba bersih dimana Rasio Rtae On Invesment, akan membandingkan antara laba bersih dengan jumlah aktiva usaha.

Perhitungan analisis Rasio Rate OF Return On Invesment untuk PT PLA yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:

  1. Rate Of Return On Investment, untuk tahun 2012

= laba bersih ( sebelum pajak )     x 100 %

Jumlah aktiva usaha

=3.282.956    x 100 %

37.871.156

=8,66%

  1. Rate Of Return On Investment, untuk tahun 2013

= laba bersih ( sebelum pajak )      x 100 %

Jumlah aktiva usaha

= 3.209.416    x 100 %

41.615.455

=7,71 %

  1. Rasio Profitabilitas Ekonomis ( PE )

Rasio Profitabilitas ekonomis menunjukan sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menggunakan modal untuk menghasilkan laba. Jadi data yang digunakan dari neraca dan daftar rugi – laba PT PLA  yaitu laba usaha dan jumlah modal.

Perhitungan analisis rasio Profitabilitas ekonomi PT PLA yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :

  1. Rasio Profitabilitas Ekonomis,untuk tahun 2012

= Laba usaha  x100 %

Modal

=       2.446.878  x 100 %

4.983.686

=49.097%

  1. Rasio Profitabilitas Ekonomis,untuk tahun 2013

= Laba usaha x100 %

Modal

= 2.127.439x 100 %

4.914.425

= 43,289 %

Dari perhitungan diatas, rasio laba usaha dengan aktiva usaha PT PLA. Pada tahun 2012 menunjukan hasil 6,46% ini berati setiap Rp 100,- aktiva usaha dapat menghasilkan laba sebesar Rp 6, 46 .Sedangkan pada tahun 2013, rasio usaha dengan aktiva usaha ini mengalami penurunan yaitu dari 5,11 %,jadi rasio tahun 2013turun sebesar 1,35  % darirasiotahun 2012. Pada tahun 2013 penurunan ini disebabkan karena adanya aktiva usaha yang tidak diikuti oleh bertambahnya laba operasi. Maka dari analisis ini dapat terlihat profitabilitasPT PLA mengalamikemundurandaritahun 2012sampaitahun 2013.

Dari perhitungan rasio rate of return on investment pada tahun 2012 menunjukan rasio sebesar 8,66 % , ini berarti bahwa jumlah aktiva usaha yang digunakan perusahaan sebesar Rp 100,- dapat menghasilkan laba sebelum pajak sebesar Rp 8,66 .Sedangkan pada tahun 2013 rasio inimenunjukan adanya penurunan sebesar 0,95 % yaitu dari tahun 2012 sebesar 8,66 % turun menjadi 7,71 % ditahun 2013, ini artinya bahwa setiap Rp 100,- aktiva usaha yang digunakan perusahaan dapat menghasilkan laba sebelum pajak sebesar Rp 7,71 .Dari analisis ini terlihat bahwa untuk memperbesar ROI ini perlu diadakan usaha untuk mempertinggi efisiensi pendapatanpremidankebijaksanaan investasi dalamaktiva.

Dari perhitungan rasio profitabilitas ekonomis PT PLA, pada tahun 2012menunjukan rasio sebesar 49,097 % ini berarti bahwa modal yang digunakan sebesar Rp 100,- dapat menghasilkan laba sebesar Rp 49,097.Sedangkan pada tahun 2013 rasio profitabilitas ekonomis yang dicapai mengalami penurunan sebesar 5,808 % sehinggamenjadi43,289 % pada tahun 2013, yang artinya bahwa setiap Rp 100,-modal yang digunakan perusahaan dapat menghasilkan laba Rp 43,289.  Maka dari analisis yang dilakukan, untuk rasio profitabilitas ekonomis PT PLA, menunjukan bahwa penggunaan modal berpengaruh sangat kecil dalam keuntungan yang dicapai.

Dengan menganalisis laporan keuangan dan melakukan perhitungan rasio pada  PT PLA , maka kita akan dapat menentukan tingkat profitabilitas yang terlihat pada besar kecilnya rasio yang diperoleh PT PLA dan dapat dijadikan ukuran untuk menentukan tingkat profitabilitas perusahaan tersebut.

 

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

 

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang dapat di gunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak – pihak yang berkepentingan.

Dengan laporan keuangan perusahaan dapat menentukan atau menilai posisi keuangan suatu perusahaan, dimana dengan hasil analisis tersebut pihak – pihak yang berkepentingan dapat mengambil keputusan. Dengan demikian jelaslah bahwa laporan keuangan merupakan dasar perhitungan profitabilitas, hal ini dilakukan dengan melihat kemajuan atau kemunduran dari suatu perusahaan.

Untuk memperoleh gambaran mengenai perkembangan keuangan suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut perlu mengadakan analisis terhadap data keuangan dari perusahaan yang bersangkutan sehingga dapat diketahui keadaan dan perkembangan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.

Analisis laporan keuangan dapat dijadikan alat bantu manajemen dalam menentukan tingkat profitabilitas seperti pada analisis laporan keuangan konvensional yang dilakukan terhadap PT Prudential Life Assurance. Adapun untuk mengurangi penurunan rasio profitabilitas yang terjadipada PT Prudential Life Assurance dapat diusahakan dengan meningkatkan pendapatan dan mengurangi beban sehingga diperoleh kenaikan laba.

 

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Riyanto, Bambang Prof. Dr.. Dasar-DasarPembelanjaan Perusahaan Edisi 4. 2010. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Diposkan  oleh:  Siti Sarahadi . Skripsi – Analisis Rasio Profitabilitas Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Pt. Truscel Capital Jakarta . 24 Mei 2014. http://sitisarahadi.wordpress.com/2014/05/24/skripsi-analisis-rasio-profitabilitas-sebagai-alat-untuk-menilai-kinerja-keuangan-pada-pt-truscel-capital-jakarta/

Diposkan oleh: Nanang Budianas. Pengertian Profitabilitas. Selasa, 05 Februari 2013, pukul 12.56 pm .

http://nanangbudianas.blogspot.com/2013/02/pengertian-profitabilitas.html

Diposkan :  Muhlisin Roadi. Rasio Profitabilitas . Jumat 21 Desember 2012. http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-profitabilitas.html

http://efry-day.blogspot.com/2011/06/profitabilitasreturn-of-equity-roe.html

digilib.unpas.ac.id

repository.unhas.ac.id

REMUNERASI

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara harafiah Remunerasi  artinya imbalan atau gaji. Pengertian resmi menurut kamus Bahasa Indonesia , Remunerasi adalah pembelian hadiah (penghargaan atas jasa dsb); imbalan .Dalam konteks Reformasi Birokrasi, pengertian Remunerasi, adalah penataan kembali sistem penggajian yang dikaitkan dengan sistem penilaian kinerja.

Remunerasi pemerintahan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kebijakan Reformasi Birokrasi. Dilatarbelakangi oleh kesadaran sekaligus komitmen pemerintah untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih..

Namun pada tataran pelaksanaannya, Perubahan dan pembaharuan yang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa tersebut tidak mungkin akan dapat dilaksanakan dengan baik (efektif) tanpa kesejahteraan yang layak dari pegawai yang mengawakinya. Perubahan dan pembaharuan tersebut. dilaksanakan untuk menghapus kesan Pemerintahan yang selama ini dinilai buruk. Antara lain ditandai oleh buruknya kualitas pelayanan public, perilaku KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), rendahnya kualitas disiplin dan etos kerja aparatur negara,kualitas manajemen pemerintahan yang tidak produktif, tidak efektif dan tidak efisien,kualitas pelayanan publik yang tidak akuntabel dan tidak transparan.

Korupsi, kolusi dan nepotisme telah membudaya di Indonesia juga dialami di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, hal ini terjadi antara lain disebabkan Wajib Pajak tidak mau melaporkan secara jujur pajak yang harus dibayar sehingga memberi kesempatan bagi petugas pajak dengan wajib pajak untuk melakukan negosiasi. Budaya organisasi yang tidak tepat dapat menimbulkan penyimpangan tujuan organisasi, selain itu pengawasan terhadap petugas pajak sendiri masih kurang seperti kurangnya tindakan tegas terhadap petugas pajak yang melakukan penyelewengan sehingga tidak menimbulkan efek jera.

Oleh karena itu dalam penulisan ini akan membahas remunerasi pegawai negeri khususnya kasus Dirjen Pajak. Mencuatnya kasus mafia pajak yang dilakukan oleh  salah satu pegawai pajak menimbulkan sorotan lingkungan Direktorat Jenderal Pajak di Kementerian Keuangan. Setelah sebelumnya muncul gerakan boikot pajak di situs jejaring sosial, pada tahun 2010 juga muncul desakan untuk menghentikan sementara (moratorium) remunerasi terhadap para pegawai pajak. Namun pada tahun 2013 muncul pernyataan bahwa remunerasi pegawai Ditjen Pajak perlu meningkatkan Remunerasi kembali agar tidak terjadi penyelewengan-penyelewengan yang merugikan negara.

Maksud dan tujuan kebijakan Remunerasi

Para aparatur negara adalah bagian dari Pemerintahan. Maka dalam konteks Reformasi birokrasi dilingkungan tersebut, upaya untuk menata dan meningkatkan kesejahteraan para pegawai adalah merupakan kebutuhan yang sangat elementer, mengingat kaitannya yang sangat erat dengan misi perubahan kultur pegawai (Reformasi bidang kultural). Sehingga dengan struktur gaji yang baru (nanti), setiap pegawai diharapkan akan mempunyai daya tangkal (imunitas) yang maksimal terhadap rayuan atau iming-iming materi (kolusi).

Siapa saja yang mendapatkan Remunerasi

Sesuai dengan Undang-undang NO. 17 tahun 2007, tentang Rencana pembangunan Nasional jangka panjang 2005-2025 dan Peraturan Meneg PAN, Nomor : PER/15/M.PAN/7/2008, tentang Pedoman umum Reformasi birokrasi. Kebijakan Remunerasi diperuntukan bagi seluruh Pegawai negeri di seluruh lembaga pemerintahan. Yang berdasarkan urgensinya dikelompokan berdasarkan skala prioritas ke dalam tiga kelompok :

  1. Prioritas pertama adalah seluruh Instansi Rumpun Penegak Hukum, rumpun pengelola Keuangan Negara, rumpun Pemeriksa dan Pengawas Keuangan Negara serta Lembaga Penertiban Aparatur Negara.
  2. Prioritas kedua adalah Kementrian/Lembaga yang terkait dg kegiatan ekonomi, sistem produksi, sumber penghasil penerimaan Negara dan unit organisasi yang melayani masyarakat secara langsung termasuk Pemda.
  3. Prioritas ketiga adalah seluruh kementrian/lembaga yang tidak termasuk prioritas pertama dan kedua.

Landasan Hukum Kebijakan Remunerasi.

  1. UU No 28/1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN.
  2. UU No.43/1999 tentang perubahan atas UU No.8/1974 tentang pokok-pokok kepegawaian. Yang salah satu substansinya menyatakan bahwa setiap pegawai negeri berhak memperoleh gaji yang adil & layak sesuai dengan beban pekerjaan & tanggung jawabnya. ( Psl 7, UU No.43/1999)
  3. Undang-undang No. 17 tahun 2007, tentang Rencana Pembangunan Nasional jangka panjang 2005-2025. Khususnya pada Bab IV butir 1.2, huruf E. Yang menyatakan bahwa : “Pembangunan Aparatur Negara dilakukan melalui Reformasi birokrasi untuk meningkatkan profesionalisme aparatur negara dan tata pemerintahan yanq baik. Di pusat maupun di daerah, agar mampu mendukung keberhasilan pembangunan dibidang bidang lainnya. “.
  4. Perpres No.7/2005, tentang Rencana pembangunan jangka menengah Nasional.
  5. Konvensi ILO No. 100;, Diratifikasi pd th 1999, bunyinya ‘Equal remuneration for jobs of equal value’ (Pekerjaan yang sama nilai atau bobotnya harus mendapat imbalan yang sama)

Pentahapannya

Pentahapan Remunerasi dari awal kegiatan (pengumpulan data) sampai dengan tahap legislasi (penerbitan undang-undang) adalah :

  1. Analisa jabatan
  2. Pengumpulan data jabatan
  3. Evaluasi jabatan dan Pembobotan
  4. Grading atau penyusunan struktur gaji baru.
  5. Job pricing atau penentuan harga jabatan
  6. Pengusulan peringkat dan harga jabatan kepada Presiden (oleh Meneg PAN)

Prinsip dasar kebijakan Remunerasi adalah adil dan proporsional. Artinya kebijakan Remunerasi, besar penghasilan (reward) yang diterima oleh seorang pejabat akan sangat ditentukan oleh bobot dan harga jabatan yang disandangnya

1.2 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui pentingnya remunerasi dan pengaruhnya terhadap  motivasi dan kinerja pegawai

1.3 Manfaat Penulisan

Untuk menambah wawasan penulis mengenai pengaruh remunerasi  terhadap  motivasi dan kinerja pegawai.

 

BAB II

KASUS DAN PEMBAHASAN

2.1 KASUS

REMUNERASI DITJEN PAJAK

Fakta menunjukan bahwa remunerasi bukanlah senjata pamungkas untuk meningkatkan kinerja para pewai. Kasus Gayus Tambunan (2010) telah mengikis keyakinan tentang efisiensi dengan dilakukannya remunerasi ini. Karena itu ada lagi kalangan birokrasi yang berpendapat bahwa remunerasi bukanlah satu-satunya instrumen untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi Pegawai Negeri khususnya pegawai Ditjen Pajak

Lantas, apa yang masih perlu dilakukan ? Fakta dilapangan menunjukan sering ada ketidakseimbangan antara jumlah pegawai dengan beban kerja. Banyak kantor yang menunjukan bahwa pegawai-pegawai lebih banyak menganggur dibandingkan bekerja. Hal ini terjadi karena tidak jelasnya pekerjaan yang dilakukan. Selain itu, pengawasan dan penegakan aturan juga tidak konsisten dilaksanakan.

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan RI belakang ini (2013) memang menjadi perbincangan masyarakat luas. Apalagi setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menangkap beberapa petugas pajak dalam kasus dugaan penerimaan suap, pemerasan dan korupsi. Namun KPK tak berhenti mengusut dugaan adanya peyimpangan yang dapat menimbulkan kerugian negara ditubuh DJP. Bahkan KPK mengambil langkah preventif dengan membangun kerja sama dengan DJP agar bentuk penyimpangan yang terjadi ditubuh DJP tidak lagi terulang.  Sehingga dengan terjalinnya kerja sama antara DJP dan KPK, kini institusi tersebut mendapat gelar sebagai institusi terdepan pemerintah dalam menjalankan reformasi birokrasi.

Korupsi ditubuh DJP seringkali terjadi karena faktor gaji yang diberikan kantor belum mampu memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Walau demikian, penyusupan petugas pajak sendiri untuk membongkar kasus korupsi atau dikenal sebagaii peniup peluit yang dikembangkan Ditjen Pajak menjadi sistem whistleblowing patut diapresiasi. Whistleblowing System merupakan aplikasi yang disediakan oleh Kementerian Keuangan bagi seseorang yang memiliki informasi dan ingin melaporkan suatu perbuatan berindikasi pelanggaran yang terjadi di lingkungan Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Alasannya, dengan mengembangkan sistem ini , informasi adanya dugaan tindak pidana penyelewengan anggaran maupun kewenangan hingga menimbulkan kerugian negara bisa  cepat berbongkar.

Namun, upaya tersebut sebaiknya dibarengi dengan perbaikan mental, sikap, dan moral yang mesti ditanamkan kepada seluruh pegawai agar dugaan tindak pidana korupsi dan sebagainya tidak terjadi. Apalagi sampai mendarah daging. Adanya penangkapan sejumlah pegawai pajak yang dilakukan KPK perlu terus ditingkatkan, karena hal itu juga bisa dijadikan sebagai efek jera bagi pihak lainnya yang mencoba melakukan tindakan tak terpuji itu..

Masih terkait reformasi dan birokrasi DJP terkait perpajakan , agar semakin banyak masyarakat dan lembaga-lembaga mendukung dan ikut mensosialisasikan keberhasilan reformasi birokrasi di DJP, salah satu langkah yang mesti dilakukan DJP adalah membekali atau memberikan pemahaman terhadap pegawainya tentang bahaya laten korupsi. Selain memberi pemahaman, DJP juga harus memikirkan akan kesejahteraan pegawainya. Tindakan korupsi diyakini tidak akan terjadi jika seluruh pegawai sudah merasa tercukupi dengan gaji yang diberikan.

Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu’mang mengatakan setuju atas gelar yang kini disandang DJP sebagai institusi terdepan dalam pemberantasan korupsi.Namun demikian, Nu’mang memiliki saran terhadap DJP terkait penangkapan oleh KPK yang masih marak melibatkan pegawai pajak. Menurutnya, dengan masih banyaknya penangkapan oleh KPK, DJP perlu lebih giat lagi dalam melakukan pencegahan korupsi sebagai lawan bersama. “Perlu diperbanyak lagi pencegahan. Dengan pencegahan, korupsi dapat dilawan dengan efektif,” ujarnya.

Kasus demi kasus korupsi masih muncul meski KPK telah menjalin kerja sama yang baik dalam memberantas perbuatan kotor tersebut. Agar DJP dapat mereformasi kurang-lebih 32 ribu pegawai yang tersebar pada 500 kantor, salah satu langkah konkrit yang harus ditempuh DJP adalah perbaikan remunerasi Reformasi birokrasi memang harus diapresiasi agar berjalan dengan baik.

2.2 PEMBAHASAN

Berdasarkan kasus kasus penyelewengan yang telah terjadi di lingkungan pegawai Ditjen Pajak maka diperlukan adanya evaluasi terhadap penerapan pengukuran kinerja pegawai , penegakan disiplin, dan pemberian remunerasi. Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggiatkan kembali organisasi dengan mentransformasikan unit kerja di Ditjen Pajak menjadi kantor dengan administrasi perpajakan yang modern dan lebih baik, penyempurnaan proses bisnis dan standar  prosedur operasi, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, peningkatan kompetensi sumber daya manusia, serta pengembangan manajemen berbasis kinerja Balanced Score Card (BSC). Penegakan disiplin dimulai dengan penerapan kode etik, budaya kerja, dan nilai-nilai sampai sistem deteksi pelanggaran dini, whistle-blowing system. Pemberian remunerasi juga sangat erat kaitannya dengan kinerja dan disiplin. Oleh karena itu, Ditjen Pajak menjalankan skema remunerasi berbasis kinerja dan grading. Pegawai dengan kinerja baik otomatis masuk ke grading yang lebih tinggi dengan remunerasi yang lebih besar.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN      

Dengan adanya remunerasi dikalangan Ditjen Pajak tingkat pendapatan akan menjadi lebih tinggi dan harapkan dapat dilakukan disiplin dan kinerja para pegawai meningkat. Walaupun remunerasi bukan semata-mata gaji tinggi, tetapi  pemberian remunerasi juga harus sesuai dengan beban pekerjaan yang ditanggung  dan  sesuai dengan kinerja para pegawai. Seseorang tidak akan mungkin tergoda dengan sesuatu apabila ada peningkatan kesejahteraan atau remunerasi yang sebanding dengan tugas serta tanggung jawab yang diemban. Dengan hal ini korupsi pun diharapkan semakin menurun karena gaji sudah tinggi. Namun untuk menghindari agar DJP tidak menjadi sasaran korupsi, maka diperlukan adanya upaya untuk membangun kesadaran para pegawainya sendiri, dan diperlukan peningkatan keteladanan dan kemampuan para pemimpin.

  

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

http://kbbi.web.id/remunerasi

http://www.untukku.com/artikel-untukku/pengertian-remunerasi-untukku.html

Makna  Dan Tujuan Remunerasi. Diposkan oleh: Irfan S . Selasa 26 Maret 2013, pukul 05:25

http://irfansagala.blogspot.com/2013/03/makna-dan-tujuan-remunerasi.html

http://gudangmakalah.blogspot.com/2012/10/tesis-analisis-pengaruh-remunerasi.html

https://www.wise.kemenkeu.go.id/

Reformasi Pajak Gagal. Diposkan oleh: Tempo.co Kolom, Kamis 08 Maret 2012,pukul 08.06

http://www.tempo.co/read/kolom/2012/03/08/543/Reformasi-Pajak-Gagal-

Agus Arifin Nu’mang: Ditjen Pajak Perlu Tingkatkan Lagi Remunerasi Pegawai. Diposkan Oleh: Kementrian Keuangan Republik Indonesia DIREKTORAT JENDRAL PAJAK, Senin 29  Juli 2013 , pukul 09.46

http://www.pajak.go.id/content/agus-arifin-numang-ditjen-pajak-perlu-tingkatkan-lagi remunerasi-pegawai

LAPORAN KEUANGAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

      Dalam system perekonomian baik pemerintah maupun perusahaan sangat diperlukan adanya laporan keuangan.. Laporan keuangan disiapkan untuk memberikan informasi yang berguna bagi para pemakai laporan (users), terutama sebagai dasar pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Adapun pihak –pihak yang berkepentingan terhadap laporan keangan tersebut meliputi : pengelola, karyawan ,investor ,pemerintah dan lain – lain. Dalam perumusan teori akuntansi , penyusunan laporan keuangan mempunyai berbagai tujuan tertentu yang tercantum menurut PAI (1984)  dan PSAK No.1. Salah satu tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan ,kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Untuk mencapai tujuan tersebut,suatu laporan keuangan haruslah memenuhi karakteristik kalitatif. Namun untuk memperoleh laporan keuangan yang relevan dan handal juga terdapat beberapa kendala yang substansial. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut. Masing- masing laporan keuangan memiliki arti sendiri dalam melihat kondisi keuangan perusahaan, baik secara bagian, maupun secara keseluruhan Dalam prakteknya, secara umum ada lima jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu : neraca, laba rugi,perubahan modal, arus kas dan catatan laporan keuangan. Oleh karena itu setiap akuntan dituntut untuk dapat menyusun laporan keuangan sesuai dengan standard an ketentuan yang berlaku.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui dan memahami tentang hal-hal yang berkaitan tentang  laporan keungan seperti karakteristik, tujuan dan membedakan jenis – jenis laporan keuangan.

  • Manfaat Penulisan

Sejalan dengan tujuan diatas , maka manfaat dari penulisan ini adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai laporan keuangan.

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan  keuangan  adalah  sekumpulan  informasi  keuangan  perusahaan  dalam suatu periode  tertentu  yang  disajikan  dalam  bentuk  laporan  sistematis  yang  mudah dibaca dan dipahami oleh semua pihak yang membutuhkan. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Setelah data transaksi dicatat  kedalam jurnal  dan posting kedalam buku besar (ledger),laporan keuangan disiapkan untuk memberikan informasi yang berguna bagi para pemakai laporan, terutama sebagai dasasr pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan kelak. Laporan akuntansi ini disebut sebagai laporan keuangan (financial statements) merupakan produk akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran data transakasi bisnis.

2.2 Tujuan laporan keuangan

Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengenai posisi keuangan ,hasil usaha dan perubahan lain dalam posisi keuangan. Sedangkan dalam Standar Akuntansi Keuangan dijelaskan tentang tujuan laporan keuangan yang isinya:”Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,kinerja,serta perubahan posisi keuangan suatau perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”.

  1. Tujuan laporan keuangan menurut PAI (1984)

Tujuan laporan keuangan menurut PAI adalah sebagai berikut:

  1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan
  2. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto serta perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba
  3. Untuk memberikan informasi keuanagn yang membantu para pemakai laporan didalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba
  4. Untuk mamberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan , seperti informasi mengenai aktifitas pembiayaan dan investasi
  5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.
  6. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

Tujuan laporan keuangan menurut SAK No.1 adalah sebagai berikut:

  1. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi
  2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian , laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara uumum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu ,dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
  3. Laporran keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakkukan manajemen (stewardship),atau dipertanggungjawabkan manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi ,keputusan ini mungkin maencakup ,misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka kepada perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti kembali manajemen.

 

 

  1. Tujuan laporan keuangan menurut ASOBAT (A Statement Of Basic Accounting Theory)
  2. Membuat keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaan yang terbatas dan untuk menetapkan tujuan
  3. Mengarahkan dan mengontrol secara efektif sumber daya manusia dan factor produki lainnya
  4. Memelihara dan melaporkan pengamanan terhadap kekayaan
  5. Membantu fungsi dan pengawasan social.
  6. Menurut APB Statement No.4

APB Statement No. 4 berjudul Basic Concepts and Accounting Principles Underlying Financial Statements Business Enterprises. Laporan keuangan ini bersifat deskriptif, dan lapporan ini banyak mempengaruhi studi-studi berikutnya tentang tujuan laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan digolongkan sebagai berikut:

  1. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari laporaan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan , hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan GAAP

  1. Tujuan Umum
    1. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi,dan kewajiban perusahaan dengan maksud:
  2. Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan
  3. Untuk menunjukan posisi keuangan dan investasinya
  4. Untuk menilai kemampuannya untuk menyelesaikan utang-utangnya
  5. Menunjukan kemampuan sumber-sumber kekayaanya yang ada untuk pertumbuhan perusahaan
    1. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud:
  6. Memberikan gambaran tentang deviden yang diharapkan pemegang saham
  7. Menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban kepada kreditor ,supplier, pegawai,pajak, mengumpulkan dana untuk perluasan usaha
  8. Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan
  9. Menujukan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangka panjang.
    1. Menaksir informasi keuangan yang dpat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
    2. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban.
    3. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan.
  1. Tujuan kualitatif

Adapun tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statements No. 4 adalah sebagai berikut:

  1. Relevance

Memilih informasi yang benar – benar sesuai dan dapat membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan.

  1. Understandability

Informasi yang dipilih untuk disajiakn bukan saja penting tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakainya.

  1. Verifiability

Hasil akuntasi itu harus bias diperiksa oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama.

  1. Neutrality

Laporan akuntasi itu harus netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan pihak-pihak tertentu saja.

  1. Timeliness

Laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat.

  1. Comparability

Informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan, artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain.

  1. Completeness

Informasi akuntansi dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan yang layak dari para pemakai.

2.3  Pihak Pihak yang berkepentingan terhadap  laporan keuangan

Laporan Keuangan digunakan dan memberikan manfaat ke banyak pihak yaitu pihak internal dan eksternal.

  1. Internal
  2. Pengelola (direksi & manajemen)

Laporan keuangan memberikan informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan, evaluasi usaha yang sedang berjalan, melakukan budgeting dan kontrol internal. Jika informasi keuangan yang diberikan akurat, maka pengelola bisa mengambil keputusan dengan jernih berdasarkan data-data yang dimiliki.

  1. Karyawan

Karyawan akan tertarik dengan informasi keuangan yang terkait dengan stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Hal ini dapat memberikan gambaran apakah perusahaan mampu  memberikan balas jasa dan menyediakan kesempatan bekerja dan berkarir untuk jangka waktu yang lama.

  1. Eksternal
  2. Investor/owner Investor atau owner berkepentingan dengan informasi yang berhubungan dengan resiko yang terkait dengan investasi modal. Informasi tersebut akan membantu mengambil keputusan apakah harus menambah modal, mengurangi atau menjual sahamnya. Selain itu investor juga perlu menilai kemampuan perusahaan membayarkan dividen/bagi hasil.
  3. Pemberi Pinjaman

Pihak yang memberi pinjaman berkepentingan dengan informasi yang menunjukkan kemampuan perusahaan membayar hutang beserta bunganya dengan tepat waktu. Laporan keuangan dapat membantu mereka untuk menentukan besar plafon, bunga dan jangka waktu yang diberikan.

  1. Supplier

Pihak supplier dan pemberi hutang jangka pendek lainnya berkepentingan dengan informasi yang menunjukkan kemampuan perusahaan membayar hutang jangka pendeknya. Informasi tersebut akan membantu supplier untuk menentukan jumlah piutang yang diberikan dan jangka waktunya.

  1. Pelanggan

Pelanggan memerlukan informasi yang berhubungan dengan kelangsungan perusahaan, terutama pelanggan yang melakukan kerjasama jangka panjang. Pelanggan yang loyal membutuhkan hubungan jangka panjang dan langgeng.

  1. Pemerintah dan berbagai lembaga

Bagi pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaanya berkepentingan untuk alokasi sumber daya dan oleh karenanya  berkepentingan atas aktifitas perusahaan, selain itu mereka juga mebutuhkan informasi tersebut untuk mengatur aktifitas perusahaan dan menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistic  pendapatan nasional dan statistic lainnya.

  1. Masyarakat

Laporan keuangan dapat membantu menyediakan informasi kecenderungan ( trend) dan perkembangan kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktifitasnya. Selain itu masyarakat lain seperti mahasiswa juga membutuhkan laporan keuangan perusahaan sebagai bahan penulisan.

2.4  Karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut PSAK

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :

  1. Dapat Dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami peserta dan bentuk serta istilahnya disesuaikan dengan batas para pengguna;

  1. Relevan

Laporan keuangan dianggap jika informasi yang disajikan didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan mambantu pemakai laporan untuk mengavaluasi peristiwa masa lalu,masa kini, dan masa depan, menegaskan atau mengoreksi .Informasi yang relevan memiliki nilai predikatif atau nilai umpan balik maupun keduanya.

  1. Keandalan

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dari yang seharusnya.

  1. Dapat diperbandingkan

Informasi yang disajikan akan lebih berguna bila dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan pada periode sebelumnya dan dapat dibandingkan dengan laporan keuangan perusahaan-perusahaan sesuai prinsip akuntansi yang sama .

  1. Materialitas

Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan.

  1. Netralitas

Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan berlawanan.

  1. Pertimbangan sehat

Penyusunan laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidakpastian peristiwa dalam keadaan tertentu. Pertimbangan sehat mengandung unsure kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.

  1. Substansi mengungguli bentuk

Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan keadaan jujur transaksi serta peritiwa lain yang seharusnya disajikan , peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Substansi transaksi atau peristiwa lain tidak selalu konsisten dengan apa yang tampak dari bentuk hokum.

  1. Penyajian jujur

Agar dapat diandalkan ,informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajiakan.

  1. Kelengkapan

Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna dari segi relevansi.

Kendala Informasi yang Relevan dan Andal

  1. Tepat waktu

Jika tidak penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan , maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan manfaat relative antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi yang andal.

  1. Keseimbangan antara biaya dan manfaat

Keseimbangan antara biaya dan manfaat lebih merupakan kendala yang persuasive daripada karakteristik kualitatif. Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunan.

  1. Keseimbangan diantara karakteristik kualitatif

Dalam pratiknya diantara berbagai karakteristik kualitatif sering diperlukan, Pada umumnya tujuannya untuk mencapai suatu keseimbangan yang tepat diantara berbagai karakteristik untuk memenuhi tujuan laporan keuangan.

  1. Penyajian wajar

Laporan keuangan sering dianggap menggambarkan pandangan yang wajar dari atau menyajikan dengan wajar ,posisi keuangan ,kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan.

2.5  Keterbatasan laporan keuangan

Laporan keuangan memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diketahui antara lain:

  1. Laporan keuangan dibuat secara periodic pada dasarnya merupakan integritas report (laporan yang harud dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan laporan yang final. Karena itu jumlah dan hal-hal ini terdapat pendapat pribadi yang dilakukan oleh akuntan maupun manajemen.
  2. Laporan keuangan menunjukan angka dalam rupiah yang terlihat bersifat pasti dan tepat , tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda dan berubah-ubah
  3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu dimana daya beli uang tersebut berubah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukan unit penjualan semakin besar , mungkin kenaikan itu disebabkan turunnya nilai uang yang diikuti dengan tingkat inflasi.
  4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai fakta yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena factor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dalam satuan uang.

2.6  Jenis – Jenis laporan keungan

Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut. Masing- masing laporan keuangan memiliki arti sendiri dalam melihat kondisi keuangan perusahaan, baik secara bagian, maupun secara keseluruhan. Namun, dalam praktiknya perusahaan dituntut untuk menyusun beberapa jenis laporan keuangan yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan, terutama untuk kepentingan diri sendiri maupun untuk kepentingan pihak lain. Penyusunan laporan keuangan terkadang disesuikan juga dengan kondisi perubahan kebutuhan perusahaan. Artinya jika tidak ada perubahan dalam laporan tersebut, tidak perlu dibuat, sebagai contoh laporan perubahan modal atau laporan catatan atas laporan keuangan. Atau dapat pula laporan keuangan dibuat hanya sekedar tambahan, untuk memperkuat laporan yang sudah dibuat. Dalam prakteknya, secara umum ada lima jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu :

  1. Neraca (balance sheet)

Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan. Penyusunan komponen di dalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan jatuh tempo. Artinya penyusunan komponen neraca harus  didasarkan likuiditasnya atau komponen yang paling mudah dicairkan. Misalnya kas disusun lebuh dulu karena merupakan komponen yang paling likuid dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya, kemudian bank dan seterusnya. Sementara itu, berdasarkan jatuh tempo, yang menjadi pertimbangan adalah jangka waktu, terutama untuk  sisi pasiva. Contohnya untuk kewajiban (utang) disusun dari yang paling pendek sampai yang paling panjang. Misalnya pinjaman jangka pendek lebih dulu disajikan dan seterusnya yang lebih panjang .

Neraca memiliki 2 bentuk yaitu:

  1. Staffel (Report Form)

Bentuk staffel sering disebut dengan bentuk laporan, yaitu menempatkan harta pada bagian atas neraca dan utang dengan modal di bagian bawahnya.

  1. Scontro (T-Account Form)

Bentuk skontro, artinya menyusun harta pada sisi kiri dan utang pada sisi kanan atau sebelah menyebelah.

  1. Laporan laba rugi (income statement) 

Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan yang diperoleh. Kemudian, juga tergambar jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan selam periode tertentu. Dari jumlah pendapatan dan jumlah biaya ini terdapat selisih yang disebut laba atau rugi. Jika jumah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya, perusahaan dikatakan laba. Sebaliknya bila jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah biaya, perusahaan dikatakan rugi.

Laporan laba rugi memiliki 2 bentuk:

  1. Multiple Step

Penyusunan laporan laba-rugi dalam bentuk ini disusun secara bertahap mulai dari kelompok pendapatan dan beban usaha, pendapatan luar usaha dan beban luar usaha. Sampai dengan kelompok pendapatan lain-lain dan beban lain-lain. Bentuk multi step ini banyak digunakan di perusahaan dagang atau perusahaan industri.

  1. Single Step

Dalam bentuk single step semua jenis pendapatan (pendapatan usaha, dan pendapatan luar usaha dan pendapatan lain-lain) disusun dan dijumlahkan dalam satu kelompok. Kemudian disisihkan dengan jumlah semua jenis beban. Selisih jumlah pendapatan dengan jumlah beban merupakan saldo (sisa) laba atau saldo (sisa) rugi. Bentuk ini banyak digunakan dalam perusahaan jasa.

  1. Laporan Perubahan Modal 

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki  pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan. Laporan perubahan modal jarang dibuat bila tidak terjadi perubahan modal. Artinya laporan ini baru dibuat bila memang ada perubahan modal.

  1. Laporan arus kas 

Merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan. Laporan kas terdiri arus kas masuk (cash in) dan arus kas keluar (cash out) selama periode tertentu. Kas masuk terdiri uang yang masuk ke perusahaan, seperti hasil penjualan atau penerimaan lainnya, sedangkan kas keluar merupakan sejumlah pengeluaran dan jenis-jenis pengeluarannya, seperti pembayaran biaya operasional perusahaan dan lain-lain. Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Informasi ini penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan kas keluar tersebut.

Menurut PSAK No 2, Laporan arus kas adalah laporan yang memberikan informasi arus kas perusahaan sebagai dasar menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan menggunakan kas.
Komponen laporan:

–  Kas, terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro bank
–  Setara Kas, adalah investasi yang sifatnya sangat likuid yang segera dapat dijadikan kas.
–  Arus Kas, adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas.

– Aktivitas Operasi, adalah aktivitas penghasil utama pendapatan dan aktivitas lain yang bukan  investasi  dan     pendanaan.  Contoh:  penjualan  barang  dan  jasa,  penerimaan royalty,   fee,   komisi   atau   lainnya;  pembayaran   kepada   pemasok/supplier   atau karyawan.
– Aktivitas Investasi,  adalah aktivitas perolehan dan pelepasan  aktiva jangka panjang serta investasi lain. Contoh: pembelian aktiva tetap; penjualan tanah, bangunan, peralatan, dan sebagainya; uang muka dan pinjaman kepada pihak lain.
– Aktivitas Pendanaan, adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Contoh: penerimaan emisi saham, obligasi, pinjaman, wesel, hipotik atau lainnya; pembayaran kepada pemegang saham, pelunasan dan sebagainya.
Bentuk/Metode Penyajian Laporan Arus Kas

Terdapat dua bentuk penyajian laporan arus kas, yang pertama metode langsung dan yang kedua metode tidak langsung. Perbedaan antara kedua metode terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi.

  1. Dengan metode langsung, arus kas dari kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau pengeluaran kas.
  2. Sementara itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari opersional ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar serta laba/rugi karena pelepasan investasi.
  3. Laporan catatan atas laporan keuangan 

Merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu. Artinya terkadang ada komponen atau nilai dalam laporan keuangan yang perlu diberi penjelasan terlebih dahulu sehingga jelas. Hal ini perlu dilakukan agar pihak-pihk yang berkepentingan tidak salah dalam menafsirkannya.

 

BAB III

 PENUTUP

Kesimpulan:

Laporan  keuangan  adalah  sekumpulan  informasi  keuangan  perusahaan  dalam suatu periode  tertentu  yang  disajikan  dalam  bentuk  laporan  sistematis  yang  mudah dibaca dan dipahami oleh semua pihak yang membutuhkan.Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan ,kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan harus disusun memenuhi karakteristik kualitatif supaya dapat berguna bagi pemakainya. Di Indonesia secara umum ada lima jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu : naraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal , laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Dalam praktiknya perusahaan dituntut untuk menyusun beberapa jenis laporan keuangan yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Harahap , Sofyan Syafri . Teori Akuntansi. Jakarta: Rajawali Pers , 2009

Hery. Mengenal Dan Memahami Laporan Keuangan.Yogyakarta: CAPS ,2012

Weygant,Jerry J.,Donald E. Kieso. Paul D. Kimmel. Accounting Principles. Jakarta : Salemba Empat, 2013

Jenis Laporan Keuangan. Diposkan: By Admin. 30 Juli 2012

http://www.laporankeuangan.co.id/blog/jenis-laporan-keuangan/

Makalah Laporan Keuangan. Diposkan : Senin, 04 November 2013.

http://safitri94aekbari.blogspot.com/2013/11/makalah-laporan-keuangan.html.

Lib.ui.ac.id/file?=digital/126947-6543-analisis%

Thesis.binus.ac.id/asli/Bab1/2006-2-00794-Ak%20Bab%201.pdf

http://basicakuntansi.blogspot.com/p/blog-page_6121.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_keuangan

http://voucha.co.id/blog/2012/01/manfaat-laporan-keuangan/